MAPEL: SIROH NABAWIYYAH
KELAS : XI IPA 1, XII IPA 2, XI IPS 1, DAN XII IPA 1.
KELAS : XI IPA 1, XII IPA 2, XI IPS 1, DAN XII IPA 1.
SEJARAH NABI AYUB AS
Nabi Ayub AS adalah putra Ish bin Ishak bin Ibrahim.
Nabi Ayub adalah seorang yang kaya raya. Istrinya banyak, anaknya
banyak hartanya melimpah ruah dan ternaknya tak terbilang
jumlahnya. la
hidup makmur dan sejahtera. Walau demikian
ia tetap tekun beribadah. Segala
nikmat dan kesenangan yang di karuniakan kepadanya tak sampai melupakannya kepada Allah. ia gemar berbuat
kebajikan, suka menolong orang yang
menderita terlebih dari golongan fakir miskin.
Para Malaikat di langit terkagum-kagum dan sama
membicarakan ketaatan Ayub dan keikhlasannya dalam beribadah kepada
Allah. Iblis yang
mendengar pembicaraan itu merasa iri dan ingin menjerumuskan Ayub
agar menjadi orang yang tidak sabar dan celaka. Pertama Iblis mencoba sendiri menggoda Nabi Ayub agar
tersesat dan tak mau bersyukur kepada Allah. Namun ia gagal. Nabi
Ayub tak tergoyahkan.
Iblis kemudian menghadap Allah. Minta izin untuk menggoda
Nabi Ayub : "Wahai
Tuhan, sesungguhnya Ayub yang senantiasa patuh dan berbakti menyembah-Mu, senantiasa, memuji-Mu, tak
lain hanyalah karena takut kehilangan
kenikmatan yang telah Engkau berikan kepadanya.
Semua ibadah tidak ikhlas dan bukan karena cinta dan taat kepada-Mu. Andaikata
ia terkena musibah dan kehilangan harta benda, anak-anak dan istrinya belum tentu ia akan teat dan tetap ikhlas
menyembah-Mu."
Allah berfirman kepada Iblis : "Sesungguhnya
Ayub adalah hambaKu yang sangat taat
kepada-Ku, ia seorang mu'min yang sejati. Apa yang ia lakukan untuk mendekatkan diri kepada-Ku adalah semata-mata didorong iman yang teguh kuat dan taat yang
bulat kepada-Ku. Iman dan taqwanya
takkan tergoyah oleh perubahan keadaan duniawi. Cintanya kepada-Ku dan kebajikannya tidak akan menurun dan menjadi berkurang walau ditimpa musibah apapun
yang melanda dirinya dan hartanya. la
yakin bahwa siapa yang ia miliki adalah pemberian-Ku yang sewaktu-waktu dapat Aku cabut daripadanya atau menjadikannya berlipat ganda. la bersih dari segala
tuduhan dan prasangkamu. Engkau tidak
rela melihat hamba-hamba-Ku anak cucu Adam
berada di atas jalan yang lurus. Untuk menguji keteguhan hati Ayub dan keyakinannya pada takdirKu. Kuizinkan kau
menggoda dan memalingkannya dariKu.
Kerahkanlah pembantu-pembantumu untuk
menggoda Ayub melalui harta dan keluarganya. Cerai beraikanlah
keluarganya yang rukun damai sejahtera itu. Lihatlah sampai dimana kemampuanmu untuk menyesatkan hamba-Ku, Ayub itu."
Demikianlah, Iblis dan para pembantunya kemudian mulai menyerbu
keimanan Ayub. Mula-mula mereka membinasakan hewan ternak
peliharaan Nabi Ayub. Satu persatu hewan-hewan itu mati bergelimpangan
disusul lumbung-lumbung gandum dan lahan pertanian Nabi Ayub
terbakar dan musnah. Iblis mengira Ayub
akan berkeluh kesah setelah kehilangan ternak dan lahan
pertaniannya itu. Namun Ayub tetap berbaik sangka kepada Allah.
Segalanya ia serahkan kepada Allah. Harta adalah titipan Allah sewaktu-waktu
dapat saja diambil lagi.
Berikutnya Iblis dan pembantu-pembantunya mendatangi
putra-putra
Nabi Ayub di gedung yang besar dan megah.
Mereka goyang-goyangkan tiang-tiang gedung sehingga gedung itu kemudian roboh dan anak- anak Nabi Ayub mati semua. Iblis mengira usahanya berhasil menggoyahkan iman Nabi
Ayub yang sangat menyayangi putra-putranya itu, namun mereka
kecele. Nabi
Ayub, tetap berserah diri kepada Allah. Nabi Ayub bersedih hati dan menangis
tapi jiwa dan hatinya tetap kokoh dalam keyakinan bahwa jika Allah Yang Maha Pemberi menghendaki semua ini maka tak ada seorang pun mampu menghalangi-Nya.
Selanjutnya Iblis menaburkan baksil di sekujur tubuh Nabi
Ayub sehingga beliau menderita sakit kulit yang menjijikkan.
Famili dan tetangganya
menjauhinya. Istri-istrinya banyak yang melarikan diri. Hanya seorang yang setia mendampinginya yaitu Rahmah.
Para tetangga Nabi Ayub tidak mau ketularan penyakit,
sehingga mereka
- terutama kaum ibu secara terang-terangan
mengusir Nabi Ayub dari perkampungan. Mereka pergi ke ujung desa, dekat pembuangan sampah.
Namun di sana orang-orang yang tidak terima. Mereka tetap
mengusir Nabi Ayub. Maka pergilah Nabi Ayub dan Rahmah ke sebuah tempat
yang sepi dari manusia.
Waktu tujuh tahun dalam penderitaan terus-menerus memang merupakan
ujian berat bagi Ayub dan Rahmah. Namun Nabi Ayub bisa
bersabar dan tetap berdzikir menyebut Asma Allah.
Untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Rahmah
terpaksa bekerja pada pabrik roti. Pagi berangkat sorenya kembali
ke rumah pengasingan. Namun lama-lama majikannya mengetahui jika Rahmah
adalah istri Nabi Ayub yang berpenyakitan. Mereka khawatir Rahmah
membawa baksil yang dapat menular melalui roti, maka Rahmah
diberhentikan dari pekerjaannya.
Rahmah yang setia ini masih memikirkan suaminya. la
meminta majikannya agar memberinya hutang roti. Majikannya
menolak. Majikannya hanya mau memberi roti jika Rahmah rela memotong gelung
rambutnya yang panjang, padahal gelung rambut itu sangat disukai
suaminya. Rahmah akhirnya
setuju. Namun sesampainya Rahmah di rumah Nabi Ayub menyangka Rahmah telah
menyeleweng, padahal tidak.
Pada suatu hari, mungkin karena tidak tahan dalam
penderitaan atau karena apa. Rahmah
pamit meninggalkan suaminya. la akan bekerja untuk
menghidupi suaminya. Nabi Ayub melarangnya, namun Rahmah
tetap pergi sembari berkeluh kesah. 'Kiranya kau telah terkena bujukan setan, sehingga
berkeluh kesah atas takdir Allah.
"kata Ayub kepada istrinya. "Awas kelak jika aku sudah sembuh
kau akan kupukul seratus kali. Mulai saat ini tinggalkanlah aku seorang
diri, aku tak membutuhkan pertolonganmu sampai Allah menentukan
takdir-Nya.
Setelah ditinggal Rahmah, satu-satunya orang yang masih menyayangi
dan merawatnya kini Nabi Ayub hidup seorang diri. Di dalam
kamarnya ia bermunajat kepada Allah "Ya Allah, aku telah diganggu oleh setan dengan kepayahan dan kesusahan
serta siksaan dan Engkau wahai Tuhan
Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Allah menerima do'a Nabi Ayub yang telah mencapai puncak kesabaran
dan keteguhan iman dalam menghadapi cobaan. Berfirman Allah
kepada Nabi Ayub :
"Hantamkanlah kakimu ke tanah. Dari
situ air akan-memancar dan dengan air itu kau akan sembuh dari semua penyakitmu. Kesehatan dan kekuatanmu akan pulih
kembali jika kau pergunakan untuk
minum dan mandi." Demikianlah,
setelah Nabi Ayub minum dan mandi air yang memancar dari
bawah kakinya, maka ia sembuh seperti sediakala.
Sementara itu Rahmah yang telah pergi meninggalkan Nabi
Ayub lama-lama
merasa kasihan dan tak tega membiarkan Nabi Ayub seorang diri. la datang menjenguk, namun ia tak mengenali suaminya lagi. Karena Nabi Ayub sudah sembuh dan
keadaannya jauh lebih baik daripada sebelumnya. Lebih sehat dan lebih tampan.
Nabi Ayub gembira melihat istrinya
kembali, namun ia ingat sumpahnya yaitu ingin memukul istrinya seratus kali. la harus melaksanakan sumpah itu. Kini ia bimbang, istrinya sudah turut menderita sewaktu
bersama-sama dengannya selama tujuh
tahun ini; akankah ia memukulnya seratus kali.
Dalam kebimbangan datanglah wahyu Allah yang memberikan jalan keluar. Firman
Allah : "Hai Ayub, ambillah lidi
seratus buah dan pukullah istrimu itu
sekali saja, dengan demikian tertebuslah sumpahmu."
Ya dengan lidi seratus, dipukulkan pelan sekali, maka
sumpahnya sudah terlaksana. Berkat kesabaran dan keteguhan imannya
Nabi Ayub dikaruniai lagi harta benda yang melimpah ruah. Dari
Rahmah ia mendapat anak bernama Basyar, dikemudian hari ia mendapat
julukan Dzulkifli artinya : Punya
Sanggup. Dzulkifli akhirnya jugs menjadi Nabi dan Rasul.
Sumber : https://kisahceritaislamm.blogspot.com/2013/01/cerita-sejarah-nabi-ayub-as-kisah-nabi.html
BalasHapusmantuuulll biii, mudah dimengerti 👍
alhamdulilaaah...semoga manfaat
Hapus